Jumat, 18 April 2014

3 Penyebab Gagal Total Serangan Fajar Yang Dilakukan Caleg

Inilah beberapa kondisi yang menyebabkan serangan fajar yang dilakukan oleh seorang caleg mengalami gagal total.

Membaca ini mungkin membuat anda tercengang, betapa kagetnya anda karena mungkin hal yang disebutkan mengenai penyebab kegagalan itu tak pernah terpikirkan sebelumnya.

Uang sudah keluar banyak untuk serangan fajar namun tetap saja seorang caleg gagal di pemilu legislatif. Mengapa ini bisa terjadi?

Memang uang yang dihabiskan untuk nyaleg, bagi beberapa caleg, jumlahnya mencengangkan.

Seorang caleg pernah mengeluh bahwa, ia sudah habis dana hampir 100 juta padahal hanya sebatas pertemuan-pertemuan saja. Belum membuat alat kampanye, dsb.

Bila dirinci mungkin meliputi hal-hal berikut ini :
  1. Dana untuk konsumsi pertemuan (rokok, makanan ringan, air kemasan, dll)
  2. Transport tim yang sengaja dipanggil dari lokasi yang jauh. Tentu pulangnya ada yang dikasih ongkos.
  3. Spanduk, Baligo, Pamplet (Promosi Darat) :
    a. Dana untuk mencetak
    b. Dana untuk membeli alat pelengkap pemasangannya (Paku, Tambang, Kayu, Bambu, dll)
    c. Dana untuk tenaga pemasangan
    d. Dana untuk lapangan (Situasional, karena di lokasi tertentu ada yang biasanya minta uang rokok, dll)
  4. Dana Iklan Udara (Radio, Surat Kabar, Media Sosial) (Ada yang pake ada yang tidak)
  5. Dana Seragam Tim/Relawan/Kaos kampanye
  6. Dll
Dana point tiga saja (Promosi Darat) perlu merogoh kocek sangat besar. Bila 1 desa saja ada 15 TPS dan anda berencana memasang spanduk kecil (1 m 2) sebanyak 3 buah maka :
  • 1 TPS = 3 buah
  • 1 Desa = 15 x 3 = 45 buah.
  • 1 Kecamatan = 6 Desa. Anggap saja 1 desa rata-rata 15 TPS, sama dengan di atas.

Maka, 1 Kecamatan = 6 x 45 = 250 buah (@ 20 ribu/meter persegi)
Dana yang dibutuhkan untuk cetak = 250 x 20.000 = Rp. 5. 000.000,-
Bila 1 Daerah Pemilihan (1 Dapil) ada 6 kecamatan = 6 x Rp. 5.000x000,- = 30 juta.

Ini hanya dana cetak saja dari 1 jenis alat kampanye (ukuran 1 m2). Belum termasuk ongkos pemasangannya, belum beli alat untuk pemasangan, dll.

Bagaimana dengan dana baligo dan spanduk. Ini belum termasuk. Baligo ukuran 2 x 3 = Rp. 120.000,-

Bila dijumlahkan total dengan memasang, bisa sampai sekitar 400rb-500rb per buah. Kecuali di lumpsum-kan(di upahkan ke pihak tertentu).

Bayangkan!!!
Sudah berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tadi. Ini belum termasuk dana SERANGAN FAJAR yang jumlahnya walakadalah. Besar sekali.

Misal. Seorang caleg berencana nge-bom untuk target 5.000 suara masing-masing Rp. 20.000,-
Maka uang yang harus disiapkan Rp. 20.000, - x 5.000 = Rp. 100 juta.

Apakah akan mencapai jumlah pemilih sesuai target? Tidak.
Tragis memang bila hal ini terjadi. Uang yang sudah di hamburkan ternyata tidak menuai hasil. Yang ada adalah kegagalan.

Berikut ini kendala yang membuat serangan fajar gagal total.
1. Uang tidak sampai ke calon pemilih.
Beberapa kasus mungkin sebagai pelajaran. Seseorang di beri sejumlah amplop oleh caleg untuk dibagikan di malam H pencoblosan.

Namun yang terjadi adalah isi amplop disunat terlebih dahulu sebelum dibagikan. Atau amplopnya tidak semua dibagikan, sisanya masuk kantong.

2. Pemilih tidak mengetahui bagaimana teknis mencoblos.
Beberapa kejadian ini perlu menjadi perhatian. Salah satu contoh kasus. Jelang pemilu 2014 hanya beberapa caleg yang aktif melakukan pertemuan. Yang lainnya terlihat sepi.

Bahkan tetangga, yang jadi caleg, tidak terlihat sekali pun ramai-ramai kumpul dirumahnya. Atau sekedar kabar pun mengenai kumpulan di rumahnya nyaris tidak terdengar. Banyak tetangga yang tidak tahu bahwa ia nyaleg.

Namun, pada malam hari H pencoblosan seseorang membagikan amplop. Ternyata dari info beberapa tetangga amplop itu dari sang caleg.

Jadi mereka diam-diam itu, ternyata karena sudah ada rencana akan melakukan serangan fajar.

Pagi hari di papan informasi TPS rame-rame membahas, bagaimana cara mencoblosnya. Terutama beberapa orang tua yang akan mencoblos sang caleg.

Kemudian salah seorang ibu muda menjelaskan. Coblos saja benderanya, kan sama saja.

Yang di coblos bukan sang caleg tapi bendera partai. Maka satu suara buat caleg, jadi kelaut.

3. Pemilih belok pilihan ke caleg yang ngasih amplopnya lebih besar.
(Karena tidak ada sistem yang menjadi penguat ikatan, sementara pemilih sudah mengenal istilah ‘ ambil uangnya, pilihan sesuai nurani).

Ditengah-tengah obrolan dengan warga terjadi sebuah dialog ringan. Seseorang bercerita bahwa ia mendapat 3 amplop dari caleg yang berbeda.

Maka ia memilih caleg yang ngasih amplopnya lebih besar. Yang satu lagi justru, membuat saya kaget.

Ia dapat amplop sama sebanyak orang pertama, tapi ia nyomblos caleg lain, bukan satu dri 3 caleg yang ngasih amplop kepadanya.

Daripada uang dihamburkan tidak karuan maka pilihan terbaik adalah menggunakan jasa konsultan politik untuk kemenangan anda.

Konsultan politik akan sangat membantu pemenangan seorang caleg. Bila dibandingkan dengan pengeluaran dana yang dilakukan pada pemenangan asal-asalan tentu jauh lebih efektif dan mengemat banyak sumber daya ketika menggunakan konsultan politik.


Beberapa hal ini bisa sangat menguntungkan sang caleg. Lihat saja :
  1. Caleg memiliki peta suara (tingkat popularitas dan elektabilitas) sendiri maupun lawan.
  2. Caleg akan memiliki tim sukses yang akan mengetahui apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, apa target yang harus di capai. Maka, kemungkinan hanya kumpul-kumpul, ngopi, ngerokok, dll, yang akan menghamburkan dana, tanpa hasil, dapat terhindari.
  3. Marketing politik dapat dilakukan melalui darat dan udara
  4. Caleg akan memiliki tim pemenangan hingga ke tingkat paling bawah (TPS) secara TERUKUR secara akurat dan TERDATA dengan baik.
  5. Memastikan pemilih dapat mencoblos nama Caleg dengan benar dan tepat (bukan mencoblos partai)
  6. Caleg bisa mengetahui suara yang diperoleh secara cepat, akurat dengan Tim Real Qount langsung dari masing-masing TPS, tidak lama setelah perhitungan selesai.
Ini akan membuat langkah pemenangan anda Terencana, Terukur, Akurat, Terkendali dan MENANG. Atau anda bisa menggunakan JSMI (Jaringan Survei Monitoring Independen) untuk membantu proses marketing politik anda.

Baca pula Proses Pemetaan Suara Untuk Pemenangan Pemilu




Tidak ada komentar:

Posting Komentar